Segala yang ada di badanku, menghalangi kesempurnaanku.
Segala yang ada di pikiranku, menghalangi kesempurnaanku.
Segala yang ada di dadaku, menghalangi kesempurnaanku.
Segala yang ada di hatiku, menghalangi kesempurnaanku.
Segala macam rasa, menghalangi kesempurnaanku.
Segala macam perasaan, menghalangi kesempurnaanku.
Segala macam daya kekuatan, menghalangi kesempurnaanku.
Segala macam keterikatan, menghalangi kesempurnaanku.
Segala kebutuhan raga, menghalangi kesempurnaanku.
Segala keinginan jiwa, menghalangi kesempurnaanku.
Segala ikatan karma, menghalangi kesempurnaanku.
Segala semesta, menghalangi kesempurnaanku.
Di seluruh alam semesta ini, rasanya,
tak ada satupun yang tidak menghalangi kesempurnaanku.
Bahkan keinginan menjadi sempurna, menghalangi kesempurnaanku.
Dan Sang Akupun berkata, " Untuk apa menjadi sempurna. Kalau sudah sempurna, lalu mau jadi apa?".
Setelah sakit mendera
Setelah beribu masalah mengepung
Setelah putus asa melanda
Setelah hampa merasuki
Maka Si Sengsarapun berkata, " Ah cukuplah asal tidak menderita saja...".